SnapChat, Aplikasi Berbagi Foto oleh Evan Spiegel dan Bobby Murphy – Sosial media memiliki kelebihan, diantaranya bisa diakses melalui perangkat mobile seperti handphone. Seperti Facebook kita bisa membukanya di handphone kita masing-masing. Bagi yang memiliki smartphone kita bisa membukanya menggunakan aplikasi yang bisa didownload secara gratis di toko aplikasi baik itu PlayStore Google, iTunes Apple, Blackberry World, atau Windows Phone.
Di sosial media kita pun bisa berbagi foto yang kita inginkan, jika rasanya layak untuk untuk di upload tinggal upload saja disosial media. Tapi tetap saja jika disosial media seperti Facebook atau Instagram kita tidak bisa membagikan semua foto kita disana, apalagi foto-foto yang menyangkut privasi.
Oleh karena itu aplikasi SnapChat hadir untuk menjaga privasi penggunanya. Meskipun bukan sosial media seperti Instagram, aplikasi ini hadir dengan keamanan privasinya. Ketika kita mengirimkan foto ke SnapChat dalam hitungan detik foto yang sudah terkirim dengan mudah bisa terhapus dengan sendirinya.
Aplikasi ini dibuat oleh dua sekawan yaitu Evan Spiegel dan Bobby Murphy, mereka berdua merupakan lulusan dari Stanford University. Saat ini Evan Spiegel menjabat sebagai CEO dan Bobby Murphy menjabat sebagai CTO. Aplikasi SnapChat diluncurkan pertama kali pada 2011 dan saat ini mereka bermarkas di Venice Beach, Los Angeles.
Ketika awal diluncurkan, aplikasi SnapChat ini hanya tersedia untuk perangkat iOS saja, tapi tak lama kemudian aplikasi SnapChat juga tersedia untuk perangkat smartphone dengan sistem operasi Android. Sehingga SnapChat pun muncul sebagai aplikasi berbagi foto pendatang baru yang populer.
Meskipun aplikasi ini belum populer di Indonesia, namun aplikasi ini sudah populer di luar negeri dan sudah berhasil mendapatkan lebih dari 100 juta pengguna dari seluruh dunia. Di toko aplikasi miliki Apple saja, aplikasi SnapChat masuk dalam urutan 10 besar aplikasi populer iOS. Di toko aplikasi Android PlayStore aplikasi SnapChat juga cukup populer, meskipun tidak masuk 10 besar.
Di lansir dari Detik.com, aplikasi ini naik daun setelah munculnya kasus yang menimpa pejabat kongres Amerika Serikat Anthony Weiner yang mundur dari jabatan karena ketahuan mengirim foto vulgar. Sehingga pejabat ini pun jadi bulan-bulan media dan bahkan ada yang menyarankan untuk menggunakan aplikasi SnapChat agar foto vulgarnya tidak ketahuan. Sejak saat itulah aplikasi SnapChat mulai naik daun.
Karena keamanan privasi dengan terhapusnya foto secara otomatis dan permanen dari history aplikasi SnapChat selama waktu tertentu membuat aplikasi ini populer dikalangan muda dengan rentang usia 13 sampai 25 tahun.
Menurut data dari New York Time pada tahun 2013 silam, setiap hari lebih dari 60 juta foto dan pesan yang dibagikan melalui SnapChat. Besar kemungkinan untuk masa-masa mendatang angka tersebut bisa bertambah menjadi lebih tinggi lagi. Keberhasilan yang diraih oleh SnapChat membuat aplikasi ini meraih penghargaan dari situs berita teknologi TechCrunch dalam kategori Fastest Rising Startup Award.
Banyak pula yang mengatakan aplikasi SnapChat ini menjadi aplikasi kompetitor Instagram, karena dari segi jumlah foto yang dibagikan SnapChat lebih unggul ketimbang Instagram. Ini bisa menunjukkan bahwa aplikasi ini berpotensi menjadi perusahaan teknologi aplikasi yang besar didunia.
Berkat pertumbuhannya yang cepat dibandingkan dengan aplikasi yang lain, SnapChat beberapa kali sudah beberapa kali dirayu oleh perusahaan teknologi seperti Facebook dan Google. Facebook pernah menawarkan USD 3 milyar atau senilai Rp 34 triliun, tapi CEO SnapChat menolaknya. Selain Facebook, Google juga pernah menawarkan USD 4 Milyar atau senilai Rp 46 triliun, tapi lagi-lagi Google mengalami nasib yang sama seperti Facebook.
Meskipun SnapChat menolak diakuisis, SnapChat tidak menolak dana investasi yang masuk. Baru-baru ini informasi yang didapatkan dari The Wall Street Journal, ternyata Alibaba juga ikut berinvestasi di SnapChat senilai USD 200 juta. Investasi ini membuat nilai valuasi SnapChat meningkat menjadi USD 15 Milyar.
Sebelumnya SnapChat juga sudah menerima dana investasi dari Benchmark Capital, DTS Global, Coatue Management Global, Institutional Venture Partners, Lightspeed Venture Partners, dan General Catalyst Partners. Jumlah dana yang SnapChat dapatkan dari investor tersebut tidak disebutkan secara pasti.
Hampir beberapa tahun belakangan sejak SnapChat berdiri tidak ada pemasukan berupa pendapatan yang diterima oleh SnapChat, tetapi beberapa bulan terakhir berdasarkan informasi dari The Wall Street Journal, SnapChat sudah mendapatkan pemasukan dari spot iklan untuk Samsung Electronics Co dan Universal Studio.
Hanya saja yang perlu diperhatikan orang tua yang memiliki anak harus mengawasi anaknya dalam menggunakan aplikasi SnapChat ini, takutnya aplikasi ini malah disalah gunakan. Sebenarnya aplikasi bisa bermanfaat jika digunakan secara tepat.