Pentingnya Kemampuan Berkomunikasi dengan Bahasa Asing Termasuk Bahasa Inggris – Dalam berkarier pendidikan yang tinggi merupakan hal yang penting. Semakin tinggi jenjang pendidikan maka akan semakin besar pula peluang orang-orang untuk mendapatkan pekerjaan. Namun tidak cukup sampai disitu saja kemampuan berkomunikasi juga diperlukan.
Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain atau lebih dikenal dengan public speaking menjadi kemampuan yang wajib dimiliki. Akan percuma rasanya jika pendidikan tinggi tapi tidak bisa berbicara dengan orang banyak, tidak bisa berkomunikasi, tidak bisa menyampaikan pendapat dimuka umum, dan tidak bisa beradu argumen.
Saat ini pendidikan tinggi memang penting, tapi skill individu juga dibutuhkan. Kebutuhan yang paling mendasar yang wajib dimiliki oleh seseorang adalah softskill. Didalam softskill kemampuan berkomunikasi yang baik termasuk didalamnya.
Kemampuan softskill bisa kita dapatkan melalui pendidikan nonformal caranya dengan mengikuti organisasi, seminar, bergaul dengan memiliki banyak teman dan lain-lainnya yang menunjang peningkatan kemampuan softskill.
Dalam kehidupan sehari-hari bisa kita lihat siapa yang bisa berbicara dimuka umum atau didepan orang banyak. Selain itu kita juga bisa melihat siapa orang-orang yang tidak bisa berbicara dimuka umum. Ini terlihat dari penyampaian yang diberikannya.
Sumber: Pixabay |
Daftar Isi
Jangan Terlalu Fanatik dengan Bahasa Daerah atau Bahasa Indonesia!
Memasuki era globalisasi seperti saat ini bukan saatnya lagi kita berbangga diri menggunakan bahasa kita sendiri baik itu bahasa Indonesia maupun bahasa daerah. Karena terlalu fanatik atau terlalu cinta lalu menolak bahasa asing seperti bahasa China Mandarin, Inggris, Jepang, Jerman, atau bahasa lainnya.
Perlu teman-teman ketahui sekarang ini skill berkomunikasi bukan hanya bisa dilakukan menggunakan bahasa kita sendiri, tapi harusnya bisa diterapkan ketika berkomunikasi dengan negara lain. Saat ini banyak orang-orang Indonesia yang kemampuannya masih kurang dalam berbahasa asing.
Sehingga wajar saja jika kita tidak mengetahui informasi di dunia, karena kurangnya pemahaman kita dalam menggunakan bahasa asing. Sebenarnya kemampuan tersebut tidak muluk-muluk harus langsung bisa memahami bahasa asing dengan bisa berbicara langsung dengan dialog. Tapi bisa berbahasa asing secara pasif itu sudah lumayan membantu.
Dengan kemampuan berbahasa asing meskipun pasif dan terbata-bata setidaknya jika disodorkan teks berita luar negeri yang bisa berbahasa asing kita bisa memahami artinya sedikit-sedikit. Kita juga bisa memahami ada informasi yang terdapat didalamnya.
Jika kita sudah memiliki kemampuan berbahasa seperti ini setidaknya kita bisa memahami, mengetahui apa saja lalu lintas informasi yang beredar di dunia. Perlu teman-teman ketahui bahwa sebagian besar lalu lintas informasi didunia lebih banyak menggunakan bahasa asing seperti bahasa Inggris dan jarang yang menggunakan bahasa Indonesia.
Kalaupun ada yang menggunakan bahasa Indonesia itu hanya hanya pemberitaan yang berasal dari Indonesia sendiri yang diterjemahkan sebagian. Informasi yang diterjemahkan biasanya hanya menyampaikan intinya saja, sehingga tidak semuanya dapat kita ketahui.
Masih Kenalkah dengan Sosok Soekarno?
Tentunya kita sudah mengenal beliau karena beliau seorang presiden pertama republik ini. Ketika Indonesia masih dalam belenggu penjajahan Soekarno berupaya terus untuk menyampaikan aspirasinya kepada dunia untuk menentang penjajahan.
Tentunya suaru dan ucapan seorang Soekarno tidak akan didengar jika menggunakan bahasa Indonesia saja. Soekarno memiliki kemampuan berbahasa Inggris, dan Belanda sehingga dia bisa menyampaikan aspirasinya menggunakan bahasa asing.
Berkat kemampuan dalam berbahasa orang-orang didunia tahu bagaimana keadaan Indonesia saat itu. Dari cerita itu bisa diambil hikmah mengenai pentingnya kemampuan berbahasa asing agar kita bisa dikenal orang.
Prancis, Jerman dan Jepang Negara yang Memegang Teguh Bahasanya Sendiri
Mungkin banyak dari teman-teman sudah sering mendengar akan hal ini bahwa ketiga negara tersebut merupakan negara yang memegang teguh bahasanya sendiri dan tidak menggunakan bahasa asing ketika dinegaranya.
Benar sekali negara tersebut merupakan negara yang tidak menggunakan bahasa asing tapi jangan salah meskipun mereka tidak menggunakan bahasa asing tapi mereka memahaminya.
Berdasarkan cerita dari pengalaman orang yang pernah ke Jerman. Di Jerman, orang-orang disana banyak menggunakan bahasa Jerman, bahkan mereka akan lebih senang jika orang asing yang masuk bisa menggunakan bahasa Jerman.
Jangan salah sangka dulu, meskipun begitu orang-orang Jerman tetap mereka mengetahui bahasa asing seperti bahasa Inggris, Belanda, Belgia dan bahasa asing lainnya. Jadi meskipun mereka cinta dengan bahasa Jerman mereka tetap memiliki kemampuan berbahasa asing yang lain.
Prancis juga hampir sama dengan Jerman, meskipun dinegara Prancis diwajibkan berbahasa Prancis tapi orang-orang di Prancis bisa menggunakan bahasa asing yang lain meskipun pasif.
Jika di Jepang masyarakat disana memang banyak yang tidak mampu berbahasa asing, bahasa Inggris juga tidak lancar. Tapi informasi dan buku-buku pengetahuan mereka banyak yang di terjemahkan kedalam bahasa Jepang oleh pemerintah Jepang sehingga informasi yang mereka terima lebih banyak. Bahkan kualitas pendidikan di Jepang hampir sama bagusnya dengan pendidikan di Eropa dan Amerika sana.
Nah coba bandingkan dengan negara kita, banyak buku-buku yang berisi ilmu pengetahuan dari luar masih banyak yang belum diterjemahkan. Sehingga pengetahuan dan informasi yang kita miliki masih rendah dan masih jauh tertinggal karena kurangnya kemampuan kita dalam menyerap informasi dari bahasa asing.
Oleh sebab itu bukan saatnya lagi kita harus menunggu pemerintah atau lembaga yang menterjemahkan suatu informasi yang berbahasa asing kedalam bahasa Indonesia. Kita sendiri harus memiliki kemampuan untuk menterjemahkan sendiri bahasa asing itu. Sudah terlalu lama kita asik tunggu menunggu, kalau kita sendiri bisa bergerak ngapain harus mengunggu.
Mulailah Belajar Bahasa Asing Mulai dari Sekarang
Arus teknologi dan informasi sepertinya sudah tidak terbendung lagi. Ini juga membawa perubahan bagi perekonomian negara-negara di dunia. Sebagai contoh misalnya akan berlakunya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), yaitu kerjasama bidang sosial, ekonomi, budaya, pertahanan dan keamanan negara-negara di ASEAN.
Dalam kerjasama di bidang ekonomi akan ada semacam pasar bebas nantinya, sehingga arus modal dan tenaga kerja dengan bebas masuk dan keluar ke Indonesia. Nantinya orang-orang luar dengan bebas masuk ke Indonesia karena mereka memahami bahasa Indonesia. Sedangkan orang Indonesia mau kemana? Lha bahasa negara-negara di ASEAN saja orang Indonesia tidak bisa.
Di Asia Tenggara itu ada banyak bahasanya diantaranya ada bahasa melayu, bahasa Indonesia, bahasa Thailand, bahasa Inggris, bahasa vietnam, bahasa Kamboja, bahasa Myanmar dan bahasa lain. Jika kita tidak bisa berbahasa mereka maka mereka yang bisa masuk ke negara Indonesia, sedangkan kita tidak bisa masuk ke negara mereka.
Oleh karena itu selagi ada waktu mulailah kita manfaatkan untuk belajar berbahasa asing agar wawasan kita lebih luas. Dengan kemampuan multi bahasa kita bebas bisa masuk kemana saja, karena karena kemampuan berkomunikasi bahasa asing yang baik.
Mulailah kita belajar bahasa asing sedikit-sedikit baik itu belajar sendiri (otodidak), ikut les atau kursus bahasa atau cara lainnya yang dirasa mampu meningkatkan kemampuan dalam berbahasa asing. Jika tidak mau cara yang mahal dan mengeluarkan biaya, gunakan cara yang murah yang kita bisa.
Saat ini bahasa asing yang semestinya kita pelajari adalah bahasa Inggris, bahasa jerman, bahasa china mandarin, bahasa jepang, bahasa prancis, bahasa spanyol, dan bahasa arab. Karena bahasa seperti ini yang mendominasi, banyak digunakan dan bahasanya negara yang memiliki perekonomian yang maju.
Ingat Meskipun Bisa Berbahasa Asing, Bahasa Sendiri Jangan Dilupakan
Sepintar apapun kemampuan kita dalam menggunakan bahasa asing jangan pernah melupakan bahasa kita sendiri. Bahasa kita bahasa Indonesia jadi jangan lupakan bahasa sendiri. Ibarat pepatah jangan jadi kacang yang lupa kulitnya.
Go to: KurusInggrisPKU.com
*)